Cumi Goreng Tepung Warung Icha

19Dec10

Berawal dari posting plurk saudara jajanan-pasar-lombok maka di suatu malam di musim yang lalu… *halah*

Ulang dari awal…

Jadi ceritanya, ebeh posting di plurknya setelah bersantap di warung icha, konon katanya cumi dan sambelnya mantab. Dan dasar pemakan segala, pecinta cumi mana yang tidak tergiur mendengar bisikan iblis seperti itu?

Jadi di malam yang lain, akhirnya saya bersama 2 orang teman berencana untuk bersantap malam di tempat tersebut. sekedar untuk diketahui, warung ini berada di jalan Kertajaya Indah Timur, yakni jalan pertigaan ke arah utara yang berada sebelum pertigaan ITATS Surabaya. Lokasi warung ini tepat di sebelah tempat warung soto lamongan cak har yang lama. Di daerah tersebut memang banyak terdapat warung, namun melihat dari lokasinya, meskipun terlihat seperti warung kaki lima biasa, warung-warung disana memang terkesan untuk kalangan menengah. Banyak dijumpai pengunjung warung-warung di sekitar itu adalah orang-orang berwajah oriental. Agar perjalanan maem kali ini tidak berakhir mengenaskan di tempat pencucian piring, saya pastikan dulu di dompet saya terdapat setidaknya selembar uang berwarna biru.

Semula saya pikir warung icha ini berupa warung permanen, yang menetap di suatu kios, namun ternyata warung ini adalah warung kaki lima beratapkan tenda yang biasa, tidak jauh berbeda dengan warung penyetan yang banyak dijumpai di daerah Keputih ITS, namun bedanya lauk pilihan disini lebih variatif. Selain Ayam, Bebek, Telur, Lele, kita juga bisa memesan Udang, Dorang, Cumi, dan pilihan ikan laut lainnya. Kami bertiga memesan 3 porsi cumi goreng tepung, 3 nasi putih, 2 es teh dan 1 es jeruk.

Sekitar 15 menit kemudian, pesanan kami tiba. Semangkuk cumi dengan porsi yang cukup banyak ditemani dengan sambal tomat-bawang yang nampak segar beserta lalapan mentimun-kubis-kemangi, serta sepiring nasi putih yang hangat. Dan… tibalah saatnya eksekusi.

Rules saya dalam makan penyetan : cicipi sambelnya dengan sayur, habiskan nasi dengan lauk sesedikit mungkin, sesuai prinsip ekonomi *digetok kursi*, dan baru kita nikmati sisa lauk yang masih melimpah. Seperti kata orang : “Save The Best for Last” atau kata orang Jawa, “Gong” nya disimpan di akhir.

Beberapa lembar kemangi saya seperti biasa berakhir indah di kobokan. Saya habiskan sayur tersisa untuk teman menyantap nasi. Untuk diketahui, salah satu unggulan di warung ini adalah sambelnya yang mantab. Menurut penuturan teman saya, sambel di warung ini langsung dibuat ketika ada pesanan, jadi ketika dihidangkan masih segar, meskipun kelihatannya saat ini hal tersebut tidak dilakukan lagi mengingat banyaknya pengunjung warung ini. Namun hal itu tidak membuat saya lantas menafikkan kenikmatan sambal tersebut. Ketika sambal menempel di lidah, rasa asin dan sedikit rasa bawang yang muncul dominan. Rasa pedas yang cukup menusuk, namun masih bersahabat di lidah. Sambil menyantap dengan nikmat, tak terasa nasi di mangkok saya telah habis, dengan sepiring cumi yang masih hampir utuh, karena hanya beberapa sisa gorengan tepung yang saya makan untuk menemani nasi, hehe….

Seporsi cumi disajikan dengan porsi yang lumayan banyak, mungkin masih cukup jika digunakan untuk bersantap 2 orang. Tepungnya tidak terlalu tebal, jadi ketika kita gigit, rasa cumi yang dominan terasa, bukan tepungnya. Cumi digoreng tepung tipis tanpa tinta, menyisakan cumi goreng putih yang hangat dan kenyal, yang sontak menggoyang lidah saya. hmm….

Sambil mengobrol kami menghabiskan makanan kami. Total kerusakan yang ditimbulkan setelah bersantap nikmat ini adalah Rp 40.000, worthed jika melihat banyaknya porsi hidangan dan kenikmatan cumi dan sambalnya.

Penasaran? silahkan anda coba sendiri. Warung ini buka ba’da maghrib menjelang Isya, tutup tengah malam ketika dagangan sudah habis. Bisa menjadi alternatif tempat jajanan jika anda bosan menyantap selembar tempe dan selembar tahu di penyetan langganan anda 😛

NB : maaf tidak sempat bawa skrinsyut… hidangan keburu ludes sebelum shutter kamera hp saya sempat terbuka.



2 Responses to “Cumi Goreng Tepung Warung Icha”

  1. 1 icub

    kapan maneh ditraktir mas fauzan dan mbak catur 😀

  2. 2 retno

    sekarang warung icha pindah kemana ya?? sejak ada proyek jalan lingkar timur,kan warung2 sekitar situ digusur.


Leave a comment